MEMPERTANYAKAN KLAIM “HARGA MATI” BAGI NATION STATE

•Mei 10, 2016 • Tinggalkan sebuah Komentar

Oleh : Prihandono Wibowo (Pengajar FISIP UPN Veteran Jawa Timur)

Fenomena sosial-politik di Indonesia pada akhir-akhir ini diramaikan dengan kontroversi pertarungan wacana antara pendukung pendirian khilafah dan pendukung eksistensi nation-state.

Terdapat tuduhan bahwa pendukung pendirian khilafah adalah kelompok makar yang ingin memecah persatuan bangsa. Pertarungan wacana bahkan berlanjut di lapangan dengan aksi pencopotan spanduk-spanduk yang berisi dukungan terhadap khilafah dan ancaman pembubaran beberapa kegiatan milik ormas pendukung pendirian khilafah.

Kelompok pendukung eksistensi nation-state berargumen bahwa negara bangsa adalah “harga mati” yang tidak dapat dirubah bentuknya dengan bentuk apapun. Karena itu, ketika ada pihak lain yang merindukan khilafah, maka pendukung eksistensi nation-state tersebut mendorong pembubaran dan pelarangan komunitas pendukung pendirian khilafah.

Jika diamati, pendukung eksistensi nation-state memiliki dasar argumen yang sangat lemah.

Lanjutkan membaca ‘MEMPERTANYAKAN KLAIM “HARGA MATI” BAGI NATION STATE’

Gerhana Kapitalisme

•Maret 8, 2016 • Tinggalkan sebuah Komentar

 

Tahun 2016 ini Indonesia mendapati satu fenomena alam yang langka pada tanggal 9 maret. Gerhana Matahari Total yang akan melewati 12 provinsi, Mulai dari Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Babel, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya Gerhana Matahari Total tahun ini hanya terjadi di Indonesia atau dinikmati di darat paling banyak di Indonesia. Lebih dari 100 event kepariwisataan dilaksanakan terkait Gerhana Matahari Total 2016. Pemerintah memperkirakan akan ada lima juta wisatawan lokal yang menikmati gerhana 2016 di 11 lokasi di Indonesia. Menteri Pariwisata Arief Yahya juga menargetkan 100 ribu turis asing dari mancanegara datang menyaksikan gerhana di Indonesia. Lewat promosi Kemenpar, saat ini hunian hotel di lokasi-lokasi tersebut sudah terisi penuh.

Lanjutkan membaca ‘Gerhana Kapitalisme’

Mempertanyakan Relevansi OSPEK di Masa Kini

•Agustus 14, 2014 • Tinggalkan sebuah Komentar

Saat-saat seperti sekarang ini, banyak dari adik-adik Maba seddang bersiap-siap untuk masuk di kampus barunya.. Karena itu, saya teringat akan sebuah tulisan lumayan lama… 🙂

diambil dari : setengahmateng.com

Dan satu orang lagi tewas.

Satu manusia lagi, manusia yang bergelar mahasiwa, yang telah menjalani empat semester masa kuliah di salah satu universitas terbaik di negara ini, tewas tanpa tujuan yang jelas. Tewas dalam masa “pembinaan”, masa-masa dimana katanya seorang mahasiswa akan dibentuk menjadi mahasiswa yang lebih hormat terhadap senior, terhadap almamater, dan entah siapa lagi.

Yang jelas, menurut mereka yang menjadi pembina, OSPEK bertujuan positif. Ia diprogram sebagai alat pembentukan mental “manusia-manusia asing” yang baru saja masuk kedalam satu institusi sehingga mereka menjadi mahluk yang “akrab” dengan rasa hormat terhadap “senior”.

Pertanyaannya, masih relevankah OSPEK pada tahun 2009, ditengah gema reformasi politik dan keterbukaan informasi lewat internet? Apakah memang pelaksanaan OSPEK berbanding lurus dengan pembentukan mental mahasiswa-mahasiswa Indonesia menjadi pelajar yang ideal?

Dalam hemat saya yang juga masih bergelar mahasiswa, rasanya tidak. Tidak, tidak, dan tidak. Kenapa saya berpandangan demikian? Saya akan jelaskan.
Lanjutkan membaca ‘Mempertanyakan Relevansi OSPEK di Masa Kini’

NAMANYA ARIF, STATUS NARAPIDANA CILIK

•Januari 28, 2013 • Tinggalkan sebuah Komentar

378614_3153729726676_1615177772_n
sebuah kisah nyata [repost]

Terus terang, meski sudah beberapa kali mengadakan penelitian Kriminal di LP, pengalaman kali ini adalah pengalaman pertama saya ngobrol langsung dengan seseorang yang didakwa kasus pembunuhan berencana.

Dengan jantung dag dig dug, pikiran saya melayang-layang mengira-ngira gambaran orang yang akan saya temui. Sudah terbayang muka keji Hanibal Lecter, juga penjahat-penjahat berjenggot palsu ala sinetron, dan gambaran-gambaran pembunuh berdarah dingin lain yang sering saya temui di cerita TV.
Lanjutkan membaca ‘NAMANYA ARIF, STATUS NARAPIDANA CILIK’

SULITNYA BERTEMU JODOH

•Januari 7, 2013 • Tinggalkan sebuah Komentar

Image

Oleh : Kholda Naajiyah

 

Bulan-bulan ini musim nikah. Di Yogyakarta digelar pernikahan putri keraton. Pesohor seperti Amien Rais dan Tifatul Sembiring pun punya hajatan mantu belum lama ini. Kita pun mungkin menerima banyak undangan pernikahan, baik dari tetangga, kerabat, teman kerja maupun relasi lainnya.

Lanjutkan membaca ‘SULITNYA BERTEMU JODOH’

Bekerja Sebagai Ibadah

•September 13, 2012 • Tinggalkan sebuah Komentar

#oleh nur cholis majid
dalam majalah MATAN rubrik KOLOM edisi september 2012

Seorang wartawan televisi bertanya : Sudah berapa lama bapak bertugas sebagai penutup palang pintu kereta api? Petugas itu menjawab dua belas tahun. Sang wartawan bertanya, apa yang menyebabkannya tidak bosan dan sanggup bertahan selama itu?
“Karena tugas menutup palang pintu kereta api itu saya niati sebagai ibadah.” kata petugas. Jawaban itu membuat sang wartawan tertegun. “Maksud bapak?” Lanjutkan membaca ‘Bekerja Sebagai Ibadah’

kisah-kisah : Andy F Noya

•Maret 5, 2012 • Tinggalkan sebuah Komentar

Image

Sejak bekerja saya tidak pernah lagi berkunjung ke Perpustakaan Soemantri Brodjonegoro di Jalan Rasuna Said, Jakarta. Tapi, suatu hari ada kerinduan dan dorongan yang luar biasa untuk ke sana. Bukan untuk baca buku, melainkan makan gado-gado di luar pagar perpustakaan. Namun baru dua tiga suap, saya merasa gado-gado yang masuk ke mulut jauh dari bayangan masa lalu. Bumbu kacang yang dulu ingin saya jilat sampai piringnya mengkilap, kini rasanya amburadul. Padahal ini gado-gado yang saya makan dulu. Kain penutup hitamnya sama. Penjualnya juga masih sama. Tapi mengapa rasanya jauh berbeda? Malamnya, soal gado-gado itu saya ceritakan kepada istri. Bukan soal rasanya yang mengecewakan, tetapi ada hal lain yang membuat saya gundah. “… Bumbu kacang yang dulu ingin saya jilat sampai piringnya mengkilap, kini rasanya amburadul …” Sampai suatu hari, kerinduan itu datang. Saya rindu makan gado-gado di sudut jalan itu. Tetapi ketika rasa gado-gado berubah drastis, saya menjadi gundah. Kegundahan yang aneh. Kepada istri saya utarakan kegundahan tersebut. Saya risau saya sudah berubah dan tidak lagi menjadi diri saya sendiri. Padahal sejak kecil saya berjanji jika suatu hari kelak saya punya penghasilan yang cukup, punya mobil sendiri dan punya rumah sendiri, saya tidak ingin berubah. Saya tidak ingin menjadi sombong karenanya. Lanjutkan membaca ‘kisah-kisah : Andy F Noya’

Memperjuangkan Syariah Merupakan Wujud Keimanan Kaum Muslimin

•Januari 13, 2012 • Tinggalkan sebuah Komentar


Oleh DR. Ir. Abdullah Shahab, M. Sc.

1. Hampir semua muslim, baik yang terdidik secara khusus dalam bidang agama maupun tidak, tahu dan mengerti bahwa arti dari dua kalimat syahadat, “Lailaha illallahu, Muhammadarrasulullahu”, itu adalah tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah; yang belum tahu barangkali akan dengan mudah bisa diberi tahu. Namun, yang banyak orang tidak tahu atau barangkali lebih tepat kalau dikatakan tidak sadar, adalah implikasi dari arti dua kalimat syahadat ini. Kalau kita secara sadar mengatakan tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Rasul Allah, maka itu berarti tidak ada kebenaran, kecuali kebenaran yang datangnya dari Allah, yang disampaikan kepada manusia, lewat risalah Nabi pilihan-Nya, Muhammad saw. Tidak ada sistem yang layak untuk dianut, selain sistem yang digariskan oleh Allah swt., dan sebaliknya, tidak ada suatu kebenaran yang bisa dicari dari suatu sistem yang menentang kebenaran yang datangnya dari Allah tadi.
Lanjutkan membaca ‘Memperjuangkan Syariah Merupakan Wujud Keimanan Kaum Muslimin’

Dua Serigala

•November 10, 2011 • Tinggalkan sebuah Komentar

~sebuah kisah dari tanah seberang~

Two Wolves
One evening an old Cherokee told his grandson about a battle that goes on inside all people. He said, ‘My son, the battle is between two ‘wolves’ inside us all.

One is Evil. It is anger, envy, jealousy, sorrow, regret, greed, arrogance, self-pity, guilt, resentment, inferiority, lies, false pride, superiority, and ego.

The other is Good. It is joy, peace, love, hope, serenity, humility, kindness, benevolence, empathy, generosity, truth, compassion and faith.’

The grandson thought about it for a minute and then asked his grandfather: ‘Which wolf wins?’

The old Cherokee simply replied, ‘The one you feed.’
Lanjutkan membaca ‘Dua Serigala’

Kekayaan warga Indonesia meningkat

•Oktober 24, 2011 • Tinggalkan sebuah Komentar


Tingkat kesejahteraan warga Indonesia meningkat jika dilihat dari total kekayaan yang mencapai US$1,8 triliun atau naik sekitar $US420 miliar dalam periode Januari 2010-Juni 2011.

Hal itu terungkap dalam laporan tahunan Kekayaan Global dari lembaga keuangan Credit Suisse yang diumumkan hari ini, Rabu 19 Oktober.

Dalam laporan itu juga disebutkan bahwa 28% penduduk Indonesia dari total 235 juta jiwa, masih memiliki kekayaan di bawah US$1.000 atau sekitar Rp10 juta.

Dan sebanyak 176.000 warga Indonesia masuk dalam kelompok 1% warga kaya dunia yang jumlahnya diperkirakan mencapai 29,7 juta jiwa. Kelompok yang berjumlah 1% itu menguasai 44% dari total aset global.

Adapun kekayaan global total, menurut Credit Suisse, mencapai US$ 231 triliun atau meningkat 14% dari US$203 triliun pada Januari 2010.

Berdasarkan pertumbuhan kekayaan, Indonesia berada pada peringkat 14 dengan peringat pertama Amerika, Cina, dan Jepang.

Sementara itu Lembaga Penjamin Simpanan, LPS, menyebutkan bahwa jumlah pemilik rekening bank dengan nilai Rp1 miliar lebih atau US$113.000 meningkat 19,5% pada bulan Agustus dibanding periode yang sama tahun lalu.

Menurut data dari LPS -yang dikutip harian The Jakarta Globe- terdapat 266.050 rekening dengan nilai Rp1.424,3 triliun yang disimpan di 120 lembaga keuangan pada bulan Agusyus 2011. (bbc.co.uk, 19/10/2011)

Komentar:
Bukan berita yang menggembirakan, mengingat kekayaan itu ada pada segelintir orang kaya Indonesia, sementara lebih dari 100 juta rakyat Indonesia (dengan standar Bank Dunia -2 dollar per hari ) hidup dalam kondisi miskin, hanya syariah Islam yang menjamin kebutuhan pokok tiap individu rakyat. [http://hizbut-tahrir.or.id/2011/10/21/kekayaan-warga-indonesia-meningkat/]